Misi Hidup dan Produktivitas

Beranjak ke NHW #8 setelah menggusah diri menunaikan NHW #7 beberapa hari lalu, agaknya saya mulai merasakan kenyataan objektif pak suami yang sering saya sergah. Tentang kepercayaan diri, dan kemampuan diri. 

Setiap disinggung perihal tersebut dalam obrolan santai kami berdua, saya hanya menanggapi tak serius, "ah masa sih, kayaknya nggak sampe tanda-tanda menjurus ke kurang percaya diri deh," begitu saja selintas lewat. Tapi nyatanya melihat tugas mendata blok aktivitas yang saya SUKA dan BISA, kentara sekali saya banyak dihinggapi keraguan, "Suka sih, bagian ngerjain ini.. tapi sampai pada taraf layak disebut bisa nggak ya? Duh, apa cukup masukin di blok aktivitas kedua SUKA tapi TIDAK BISA?", "Apa ya standar bisa-nya? Ah, kayaknya nggak bisa deh..". Menumpuklah kuadran TIDAK BISA ituh.

Atau juga, terselip pertanyaan ragu, suka nggak ya sama aktivitas ini. Secara beberapa kali menjalani tugas dan peran di masa lalu ((eaa masa laluu 😆😅)) justru banyak melakukan beberapa aktivitas yang asalnya nggak suka, tapi ternyata ketemu terus sampai menjalaninya dengan sadar dan sabar. Awalnya sulit tapi lama kelamaan justru kadang 'no hard feeling, just enjoy the flow'. Bingung deh.. akhirnya diputuskan masuk dulu dalam kuadran TIDAK SUKA tapi BISA, merujuk ke awal, dasar aslinya duluu tidak suka. Merujuk ke hasil ST 30, memang beberapa aktivitas di kuadran ini masuk kategori Potensi Kelemahan. 

Meski heran justru malah seringnya Allah kasih banyak kesempatan justru melakukan kategori ini, terpaksa atau tidak. Meskipu , sepertinya juga perlu mengkonfirmasi lagi ke diri sendiri, apakah benar masih tidak suka saat ini, setelah kegiatan tersebut dilakukan berpuluh kali 😂

Alhasil.. PR sekali mencari aktivitas yang (pada dasarnya memang) suka dan bisa itu. Sebabnya bisa jadi, antara lain kekurang percaya dirian akan diri sendiri, atau kemampuan diri yang memang random sampai tidak terlihat mana hal menonjol. Usai menyelesaikan tugas itu, yang karena tenggat waktu membuat saya harus setor, tersisa ruang panjang dimana diri saya larut dalam diskusi. Bertanya-tanya lagi, menilik lebih dalam lagi. 

Sudah ketemu jawabannya? 

Ah, belum tentu bisa sedemikian cepat ya. Satu hal yang jelas akhirnya saya harus mengakuinya dalam catatan ini, bahwa ada yang perlu diperbaiki dalam cara saya memandang diri sendiri, menghargainya dengan lapang dada dan... sedikit banyak mengubah -eh, menambah deng ya- isi blok aktivitas per kategori, utamanya di kolom Suka dan Bisa. 

Ya, sedikit banyak memang harus diakui PR Institut Ibu Profesional ini membuka jalan renungan kita -saya pribadi terutama- dalam mengenal diri. Dari sana, bermula upaya memaksimalkan potensi yang sudah Allah sertakan dalam penciptaan. 

Dan, sejatinya revisi & perbaikan tugas itu akan selaras, seiring perbaikan diri, insyaAllah. 

°

Sekian aliran rasa sisa NHW sebelumnya. Eh dibaca-baca kok jadi semacam konfirmasi dari tes ST30 ya? 😂 harusnya itu include di tugas kemarin laah... duh maafkan emak satu inii 🙏

°

Sekarang mari kita berjalan lagi ke tahap berikutnya yang dijabarkan dalam tugas ke #8 ini. 

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

Merujuk kuadran SUKA dan BISA, saya memilih aktivitas berbagi kisah tafakkur, atau hikmah pelajaran keseharian.

 Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :

1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)

Saya ingin berbagi pelajaran dan hikmah berharga dari perjalanan hidup yang kadang tampaknya 'sederhana' bersama orang banyak. Jalur yang paling mungkin dilakukan -merujuk kuadran tsb- adalah menulis dan membuat satu gerakan (terkait dengan kegiatan 'mengonsep'). Dunia yang paling sesuai dengan sikon saya adalah dunia keluarga muslim dan anak. Saya berpendapat bahwa dengan mencari sisi positif (yang saya sebut dengan menggali hikmah atau tafakkur) bisa membantu kekokohan keluarga. 

Jadi, saya ingin menjadi penggerak dan penulis catatan pelajaran kehidupan berkeluarga. 

2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO)

Saya harus memulai dengan belajar dan berlatih menulis. Serta mempelajari ilmu terkait keluarga dan anak, dilakukan bersama keluarga terkecil saya sendiri. Sebab sebelum menjadi pengambil pelajaran keseharian untuk dibagikan ke masyarakat luas, keluarga-lah yang patut merasakan dampak pelajaran itu sendiri. 

Oya, untuk mendapatkan nilai tafakkur keseharian, saya perlu mengalokasikan pertanyaan "Apa pelajaran dari hari ini?" di jeda kegiatan, plus di penghujung hari. Lalu mencatatkan tulisan. 

3. Apa yang ingin Anda miliki? (HAVE)

Saya ingin memiliki satu rumah belajar, di mana kegiatannya bisa seputar menulis, membaca, berkegiatan antar keluarga. Di sana bermula sekumpulan orang bersama-sama belajar, menebar aura positif dan berbagi pelajaran keseharian. 

. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:

1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

Saya ingin membantu terciptanya keluarga muslim yang kokoh. 

2. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)

Saya ingin menerbitkan seri hikmah, baik buku fisik atau digital.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Saya ingin rutin menuliskan catatan singkat hikmah keseharian seminggu sekali.

Comments