Tanya Jawab Materi I MIIP batch 5:

1. Citra Anggita - Jepang
Assalamuallaikum, trmksh atas kesempatan bertanyanya, materi ini  sangat bermanfaat, tidak pernah terpikir dan tahu sebelumnya bahwa sebelum memulai menuntut ilmu, harus memperhatikan adab-adabnya.
Saya mau bertanya tentang materi terkait adab terhadap sumber ilmu, disitu dijelaskan harus punya sceptical thinking, jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya.
Bagaimana cara kita mengasah sceptical thinking ini tanpa menjadi negative thinking (apa-apa yang diterima malah dicurigai dan tidak dipercaya)?

Jawaban:
Walaikumsalam mba Citra,
Berpikir skeptis memang melelahkan, sikap ini lebih kepada meragukan sebuah kebenaran terhadap sesuatu, tapi kadang berpikir skeptis ini bisa membuat kita menemukan solusi dari sebuah masalah, bisa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, membedakan antara ilusi dan realita,
Agar hal ini tidak menjadi negative thinking kita harus bedakan keduanya, skeptis meragukan tp masih ada kemungkinan utk mempercayai, namun negative thingking menganggap semuanya tidak sesuai dengan pola piker dan cara pandang kita. Lakukan “tabayyun “ untuk mencari kejelasan hingga jelas dan benar keadaannya. In shaa Allah hal ini akan menghapus pikiran negative kita terhadap hal-hal negative.✅

2. Sri Herawati - Singapura
Kepada siapa saja ilmu yang saya dapat dari IIP ini boleh dibagikan? Karena terkadang apabila saya dapat informasi atau ilmu berguna ingin juga membaginya dengan teman lain (di luar IIP), agar mereka juga tahu. Ilmu juga mestinya dibagi dan dimanfaatkan, kan? Terima kasih.
Jawaban:
Mbak Hera yg baik, Membagi ilmu (yang baik dan benar) adalah sedekah yang tak putus selama masih digunakan. Boleh dibagikan kepada siapa saja, terutama suami dan keluarga, lingkaran orang-orang terdekat
Pertanyaannya,
1. Apakah ilmu tersebut sudah disaring, diklarifikasi, telah dilaksanakan, apakah memberi manfaat, sehingga wajib disebar
2. Namun untuk menyebarkan ilmu yang bermartabat? Mari kita tengok ke CoC yang sudah perah saya berikan dikelas ini. Jadikan hal ini panduan kita✅

3. Anya Windira - Singapore
Bagaimana sebaiknya seorang murid berlaku terhadap guru yang memiliki paham yang berbeda atau berseberangan dengan murid, bahkan memaksa murid untuk mengikuti paham guru. Misal: guru yang memaksakan paham politik kepada muridnya.
Terimakasih.
Jawaban:
Mbak anya, Dalam kehidupan, perbedaan cara pandang, pola pikir, paham yg bersebrangan adalah hal yang wajar namun jika menimbulkan fanatisme yang pada akhirnya memicu perpecahan, bahkan permusuhan, maka hal inilah yang dilarang.
Hadapi masalah perbedaan secara bijaksana, penuh pengertian, saling harga menghargai, serta tanpa paksaan dan kekerasan.
Di sini kita memerlukan dialog, memerlukan musyawarah. Di sini kita memang perlu diskusi, lakukan dalam koridor yg sopan. Tidak perlu di ikuti jika paham itu bertentangan, tapi hargai sebagai hal yg lumrah.
Ada ungkapan yang cukup indah dari Muhammad Rasyid Ridha, “Marilah kita tolong menolong pada perkara yang kita sepakati, dan mari kita saling menghargai pada perkara yang kita perselisihkan.”✅

4. Asmaul Husna - Malaysia
Saya mau bertanya terkadang ada beberapa guru yg memiliki pendapat atau penyampaian ilmu yg tidak disesuaikn dengan perubahan2 keadaan yg ada seperti halnya ilmu tentang bidang sosial yg notabennya akan senantiasa berubah seiring dgn kemajuan teknologi. Yg saya ingin tanyakn bagaimana cara kita untuk membenarkan atau mengeroksi ilmu yg sedang disampaikn? Apabila sang guru tidak menerima pendapat kita, bagaimaba cara kita menyikapinya?
Jawaban:
Mba Husna, pertanyaan ini hampir serupa dengan pertanyaan Mba Anya ya.
Kita akan sulit bertemu dengan orang yg keras mempertahankan pendapatnya, namun kita harus hargai itu, sama hal nya ketika kita minta mereka menanggapi dan menghargai pendapat kita. Kita tidak bisa memaksakan agar mereka  mau menerima pendapat kita. Jika sang Guru berkenan, cukup berikan koreksi dengan cara melampirkan sumber yang terpercaya atau dengan cara menunjukkan referensi yg akurat.✅

5. Irma Yunita - Singapore
Salah satu adab terhadap guru (pemberi ilmu), tidak memotong pembicaraan guru dan tidak berbicara dengan orang lain saat guru sedang berbicara.
Kalau dalam kelas offline adab ini lebih mudah dilakukan karena terlihat langsung saat ada orang berbicara.
Pertanyaannya, untuk kelas online kita, apakah tanda/kesepakatan kita bahwa materi yang sedang diberikan benar-benar tidak bisa di interupsi oleh apa pun.
Supaya yang baca bisa fokus karena penjelasannya tidak terpotong-potong.
Jawaban:
Bunda Irma, Bila seorang guru, sedang berbicara di forum online, biasanya dibantu oleh moderator, moderator inilah yang akan memberikan tata tertib yang harus disepakati oleh kelas online. Moderator bertugas memonitor jalannya kelas. Mempersilahkan Guru berbicara dan mempersilahkan murid untuk menanggapi atau memberikan interupsi. In shaa Allah tidak akan terjadi penjelasan yg terpotong-potong. (kita sedang mempraktek-kan hal ini sekarang ☺☺☺)✅

6. Dessy Kusumawati - Singapura
Seiring dengan perkembangan jaman, dimana mulai banyak kelas belajar online bertebaran..
Bagaimana tips/trik/saran menularkan/menerangkan adab belajar online terhadap anak (anak dibawah 7 thn terutama)?
Karena dgn mengikuti kelas online, mau gak mau, sang ibu akan menjadi lebih lama berinteraksi dgn hp / laptop dari biasanya..
(#dikira ibunya sedang mainan.. Eh maaf jadi curcol..hehe)
Terima kasih..
Jawaban:
Bunda Dessy , Perlunya management waktu ya. Buat kesepakatan diawal dengan anak. Misalnya, Bunda harus mengikuti diskusi kelas online pukul 14.00 WIB – 15.00 WIB, setelah kelas online selesai kita bisa melanjutkan kembali membersemai bersama anak. Jelaskan secara jujur, kenapa Bunda mengikuti kelas ini.
Berikan Ananda permainan edukasi atau suruh dia mengerjakan sebuah project selama masa Bunda berada dikelas online. Katakan bahwa kita akan bahas bersama-sama hasil dari projectnya. Sebagai contoh Bunda bisa buat kan project cerita bergambar, mereka menggambar dan mereka akan bercerita isi dari gambar tersebut. Atau pilihkan ananda dengan permainan yang dia sukai.. ✅

7. Fiftarina Puspitasari - Singapore
Bagaimana cara mengetahui tahapan ilmu yang mana dulu yang  harus kita pelajari, utamanya untuk ilmu-ilmu yang dipelajari secara otodidak (jadi tidak ada institut nya seperti IIP)?
Jawaban:
Bunda Rina, Kita harus jelas, belajar otodidak ini untuk hal apa dulu, sebagai contoh bila yg berkaitan dengan
mempelajari bahasa, design, dan ilmu konkrit lainnya itu adalah sebuah pembelajaran yang jelas dapat dipelajari oleh sendiri/otodidak, Namun  untuk hal-hal yg bersifat khusus  dibutuhkan guru atau institusi yang mana ilmu yg dipelajari sudah ada praktek dan pembuktian secara nyata. (terutama ilmu yang sudah disebarkan oleh institut ibu profesional ini)✅

8. Diah Ayu Wulandari - Saudi Arabia
Bagaimana cara mengatas/solusii utk para Ibu ketika kebosanan, rasa lelah dan rasa tdk. Mampu menyelesaikan dalam proses menuntut ilmu, yg terkadang hadir tdk terduga?
Jawaban:
Bunda Diah, setiap manusia pernah menjalani dan melewati titik jenuh, rasa lelah, rasa bosan terhadap sesuatu.  Hal pertama yang harus kita lakukan kepada diri kita adalah memperjelas niat, kembalikan kepada niat awal dalam melakukan sesuatu terutama dalam proses menuntut ilmu. Cari tau apa yang membuat kita bosan dan lelah, cari tau rasa bosan itu datang dari diri pribadi atau dari komunitas yang sedang kita ikuti. Tanamkan pada diri kita pemahaman positif manfaat dari ilmu yang sedang kita pelajari. Banyak hal yang akan mempengaruhi kita dalam proses menuntut ilmu. Kita lebih mengenal siapa diri kita dan untuk apa kita menjalani proses pencarian ilmu ini. Pentingnya dukungan suami dan keluarga agar mampu memahami kondisi kita✅

9. Siti Sarah Purnamasari - Jepang
1. Adab terhadap diri sendiri, salah satunya adalah menuntaskan. Saya suka tidak sabar, inginnya mudah dan cepat untuk mendapatkan ilmu. Bgmna caranya melatih kesabaran dalam menuntut ilmu?
2. Saya baru punya anak satu dan masih balita, jika ada guru yang sedang menyampaikan ilmu (baik online / offline) saya sulit untuk menyimak materi dan kadang suka bertanya lagi padahal sudah dijelaskan, ini karna si kecil sering minta diperhatikan. Ada tips kah dari mba2 yg sudah pengalaman, bgmna caranya sambil "ngasuh" tapi masih bisa fokus menyimak materi/diskusi?
Jawaban:
Menuntut ilmu adalah *proses* kita untuk meningkatkan kemuliaan hidup, maka carilah dengan cara-cara yang mulia dan bersabar adalah salah satu bagian dari kemuliaan. Kita bisa saja mendapatkan ilmu dengan proses instant, namun jangan salahkan ilmunya bila hasilnyapun tidak kalah instant

Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik.
2.Hampir sama pertanyaannya dengan Bunda Dessy ya.
Bunda-bunda yang lain, ada yg ingin membagi pengalaman kepada Bunda Sari?
Saran kecil dari saya, Atur waktu, Bila Ananda sudah bisa diajak berdiskusi ringan, minta waktu kepada Ananda untuk mengikuti diskusi perkuliahan selama 1 jam ini✅

10. Fika Dara N - Jepang
Dalam kelas online, saya seringkali mengalami ketika misalnya ada teman (sebut saja A) bertanya mengenai satu hal kepada guru (penyampai ilmu) dan kemudian guru tersebut menjawab, dan kemudian di waktu yang berbeda (esoknya atau beberapa hari kemudian) ada teman lain (sebut saja B) bertanya tentang hal yang sama terhadap guru (karena mungkin infonya terlewat/tidak terbaca), bagaimana seharusnya sikap kita? apakah kita boleh membantu memberikan jawaban terhadap B? karena di adab kepada guru poin 2, dikatakan tidak mendahului guru untuk menjawab pertanyaan.

Jawaban:
Bunda Fika, Tidak mendahului guru dalam hal kalau guru tersebut belum menjawab sama sekali dalam arti lain, bila guru tersebut belum membahas  ilmu yang disampaikan. Namun sah-sah saja bila mau membantu memberikan jawaban yang sudah pernah ditanyakan atau dijawab oleh guru tersebut. Dan boleh saja jika ingin menanggapi dan menambahkan jawaban dari guru tersebut untuk membantu teman-temannya.✅

11. Dhalifa Noor - Singapore
Kurang jelas dengan poin a tenang adab thd sumber ilmu:
"... atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku..."
Atau apakah ada kata2 yang kurang dalam kalimat tsb?
Jawaban:
Kalimat utuhnya :
*a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.*

Diperlakukan sembarangan maksudnya adalah:
a.buku diletakkan dalam posisi yg mudah terinjak
b.buku yg dipelajari terlipat-lipat kusut
c.dan hal lainnya, perbuatan yg tidak selayaknya kita lakukan pada sumber ilmu.
Sudah sepatutnya kita memperlakukan sumber ilmu
dengan baik sebagai rasa syukur kita kepada si penulis.
Bagaimana perasaan kita jika karya kita diperlakukan
seenaknya oleh orang lain?
Maka merawat buku sama dengan mencintai ilmu dan
ilmu terikat dalam tulisan yang ditampilkan dalam
bentuk buku ✅

12. Mar'atul Husna - Jepang
Di dalam materi disampaikan bahwa adab tidak bisa diajarkan, adab hanya bisa ditularkan.
apakah maksud "ditularkan" disini dalam bentuk suri teladan?
jika kita berusaha memberikan teladan kepada anak, namun berusaha mengajarkan juga, misalnya memberi pengetahuan adab bertamu dll sambil kita berusaha memberi teladan saat kita sedang bertamu, diperbolehkankah, dan apa caranya benar?
Jawaban:
Mbak Husna, Maksud dari *adab tidak bisa diajarkan tapi ditularkan* adab lebih kepada tingkah laku, hal-hal kebaikan itu tidak hanya diajarkan melalui teori saja tapi harus ada praktek / bukti nyata yang menyertainya.
sebagaimana setiap agama, kitab suci sebagai rujukan. Di Islam juga Al-Qur'an adalah rujukan pertama dan Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an berjalan sebagaimana Uswatun khasanah, pembawa risalah selalu memberikan contoh dan teladan, tidak hanya berkata-kata.
Memberikan teladan adalah salah satu cara yang paling efektif. Misalnya sebelum kita mengajarkan anak2, maka kita harus melakukannya juga karena bisa saja anak2 salah dalam memahami teori yang kita ajarkan, tapi anak tidak akan salah dalam meng-copy.✅

Dalam pencarian ilmu
Hal-hal utama yg harus kita pikirkan adalah
1.Sejalan dengan prinsip kita
2.Ilmu yang didapat setara dengan pengorbanan waktu
3.Ada kebahagiaan tersendiri dalam menjalani proses
Boleh berhenti jika tidak sejalan lagi. Dan merasa tidak mendapatkan efek apapun dari pencarian ilmu tersebut.
Namun saya tekankan bahwa pencarian sebuah ilmu adalah proses panjang, sampai usia berakhir. Tanyakan keluarga dan orang2 terdekat. Apakah mereka melihat indikator kebaikan dan hal positif yg kita dapatkan selama pencarian ilmu tersebut

Tambahan dari mbak Isan: pengen share pengalaman tentang membuat anak lebih nurut

dulu saya jg pernah terpikir kalo wajar biasanya anak lebih mau nurut diajarin guru daripada org tua karena temen2 d sekitar jg merasa gt.. lalu saya coba diskusi k guru anak, ternyata beliau bilang justru anak harus paling nurut sama ortunya 😀

nah.. disitu beliau share cara2nya.
1. coba lebih disiplin mengatur waktu anak.. ada aktivitas yg seperti pasak terhadap aktivitas lain. misal makan mandi belajar dll.

alokasikan waktu utk belajar di jam yang sama dan terjadwal.. anak meskipun masih kecil dia akan hafal pattern.. jadi kita g perlu teriak2 utk ngajarin atau nyuruh makan or mandi..

2. selanjutnya ini terkait juga dengan cara kita mengajar.. coba pilih variasi cara belajar dengan brbagai media supaya tidak bosan. atau kombinasikan main dan belajar utk anak2 yg lebih kecil. guru anak saya biasanya ngasih jeda bermain tiap belajar

3. reward.. jelasin juga apa yg akan anak dapatkan dengan belajar hal itu.. misal klo bisa berenang nanti lebih sehat dan kuat, juga sunnah.

Comments