Traveling with Children : Ini Yang Harus Dibawa!

(: versi saya, tambahan judul sebelum dibantah haha)

Sekilas bahasannya apaa banget ya, seolah udah pakar -padahal masih newbie pisan- di jagad per-travel-an. Jadi ceritanya ini sekedar berbagi, plus pengingat buat diri sendiri. Secara saya mah emak rempong yang punya penyakit pelupa, ditambah karakter kebalikan dari gol.darah 'A'; katanya anak A well-planned & organized one. Nyatanya saya justru kebalikannya, rajin ketuprak ketupruk alias hobi dadak-mendadak-dadakan. Dini hari take off, sore-malem masih ngejar oleh-oleh printilan. Alhasil sukses jadi bahan komen Baba-nya Aida, pak suami yang sejak dua pekan sebelumnya sudah kasih alarm packing-packing! :D

Belajar dari pengalaman menempuh jarak lumayan away from home, sejak masih single sampai double dan triple alias berbuntut satu anak cantik shalihah yang ceriwisnya nggak kira-kira --', banyak yang lebih harus diperhatikan saat bawa anak. Jelas dong ya, semua juga tau kali mpokk *diserbupenggemar heuheu..

Berikut daftar barang yang kudu ada versi saya;

1. Duit 
*hahaha* asli ini mah bawa anak atau sendirianpun kudu bawa yes, yang banyak jangan lupa ya, biar bisa beli oleh-oleh buat se-Rt kalo perlu  oiya, sepaket sama duit ini; jangan lupa bawa identitas!

2. Baju ganti
Sekali-kali intiplah tas emak rempong, salah satu pertanda sayang anak, baju ganti! Persiapan barangkali kena air tumpahan minumnya, barangkali si anak tiba-tiba nggelesor (apa yah bahasa indonesia yang baik dan benarnya? Mm, duduk di lantai gituh) di jalan. Bagus kalau cuma duduk selonjoran, coba kalau tiba-tiba rebahan dan bolak-balik tengkurep  kayak Aida kemarin pas lagi ngantri cap paspor. Mungkin dia lelah, sebab harus nunggu server imigrasi Mesir yang error di jam padat kedatangan pesawat. Atau, mungkin dia lelah habis perjalanan 12 jam plus transit sekian jam. Iya, mungkin dia lelah. Sudahlah.

3. Handuk kecil atau tisu
Well, sebenernya saya cuma mau nulis tisu basah dan kering, tapi keingetan janji mau sedikit sedikiiit lebih go green, yang salah satu artinya adalah, mengurangi penggunaan aneka produk sekali pakai macam diapers dan tisu. Jadi, sekarang saya nggak bawa tisu kering, gantinya ya handuk kecil atau saputangan. Cuma tisu basah ini yang belum tergantikan, apalagi traveling. Apalagi bawa anak kecil yang rajin eksplorasi. Tiba-tiba stop jalan dan ambil dedaunan yang berguguran. Nggak tega untuk menghardik saat dengan mata beningnya berkata, "Mama ini daun jatuh," sambil menunjukkan genggamannya. Terus begitu lagi di jarak kesekian. Apalagi dengar 'wow'-nya saat realized bentuk daun yang beraneka, "Mama, ini daun juga? Ini juga?", sambil excited mengamati daun beda bentuk yang di tangannya. 

Tisu basah masih terasa sangat membantu, daripada harus ngider cari toilet untuk bersihin tangan. Etapi ini masuk excuse alias alasyan emak males bukan ya? Ahahaha, semoga ya besok semakin rajin saya-nya untuk ngurangi pemakaian tisu basah demi go green...

4. Cemilan dan minuman
Untuk yang punya anak di atas usia Asi eksklusif, bener harus inget bawa cemilan dan air ya. Siapa nyana, di tengah perjalanan si anak iseng butuh cemilan. Kasian dan sedih juga kalau misal masih terjebak di angkutan yang tak memungkinkan beli di tempat. Apalagi kalau terjebak di negara yang mata uangnya njomplang jauh tinggi dari mata uang sendiri. Apalagi kalau terjebak di daerah yang susah cari makanan halal. Sementara si anak sebentar-sebentar ngrogoh tas sambil bertanya pelan, "Mama, ada apa di tas Mama? Kue?", seperti kejadian kami pas bawa Aida backpack di negeri Merlion. Yang tersisa adalah roti, yang sudah bosan ia cicip dari sebagian perjalanan. Mau mampir warung, harus siap cari rutenya, dan harus siap cari yang halal.

Jangankan snack, ketika waktunya makan siangpun kami harus menyusuri konter food corner. Sampai tiba di ujuung sekalii baru akhirnya kami bisa bernapas lega saat menyaksikan logo halal terpampang jelas. Huhu disitu saya merasa sedih, meskipun berlipat syukur merasakan lahir dan tinggal di tempat yang mudah cari makanan halal. Sebuah kenikmatan yang tak jarang terlewat untuk disyukuri, hingga saatnya merasakan sendiri perjuangan cari makanan halal di daerah minoritas. Alhamdulillah ya, kita nggak sulit begini tiap hari 

5. Stroller, atau Baby Carrier
Nah, ini saya banget nih. Saya banget nget; jalan backpack modal irit, bawa gembolan plus bocah dan PLIS DEH, nggak ada sama sekali alat bantu gendong yang kebawa. Yeah. Dan saya ngaku, that was my big fault! Kesalahan paling fatal.

Kan ada pak suami? Ada Om-nya bocah? 

Ya teteeup kan pemeran utama pergendongan tak lain dan tak bukan ya emaknye. Kecuali mau sekalian gym bentuk otot  , don't try this in traveling. Saking parahnya tingkat kepegelan waktu turun subuh gulita di Woodland station, saya kekeuh pinjam sarung adik saya, dikuntel-kuntel jadilah gendongan dadakan alakadarnya. Bagusnya nggak ditahan imigrasi Singapura yang terkenal parno kepo. Buruknya, gendongan jadi-jadian itu lepas saat lari mengejar kereta. Bagusnya putri kecil yang lagi bobok cantik nggak sampai jatuh ke tanah karena ditahan tangan. Disitu saya merasa "ibu macam apalah ini..." 

Padahal jalanan enak banget, suitable buat geret, eh dorong Stroller. Coba kalau bawa, kan emak-bapaknya bisa foto cantik-ganteng. Lebih elegan dikit gitulah. *padahal elegan itu gimana juga nggak paham  Atau setidaknya, bisa gantian sama barang. Jadi saat bocah mau digendong, tas beserta printilan bisa diangkut stroller. Yah, tapi semua tinggal angan-angan, sebab kenyataannya gembolan semata. Okelah, pelajaran buat besok-besok ya insyaAllah.

List ini kalau mau dipanjang kali lebarkan bisa sampai entah nomer berapa. Tapi berhubung ini dulu yang terekam jelas dalam otak hasil pelajaran jalan saya yang amat terbatas, kita sambung kapan-kapan lagi ya. Oya, pastinya daftar must bring ini bakal berbeda antar orang, menyesuaikan situasi dan kondisi masing-masing.

Jadi, Bapak-Ibu bawaannya kayak saya gitu apa lebih rempong lagi? hahaha *ditimpukhadirin*kabur* Ah, tapi di balik kerempongan itu semua, momen jalan bersama keluarga -include anaks- pasti bakal jadi kenangan manis di masa depan yak. Boleh lah kita siap rempong sedikit, yang penting quality time sama anak okee. Kalau nggak bisa jalan-jalan gimanee? Ish, di rumah juga nggak kalah rempong  seru kok! Waktu jadi berharga itu bukan perkara dimana kan ya, cuma soal apa dan sama siapa-nya ;)

gambar dari sini