Catatan Akhir Sekolah

Catatan Akhir Sekolah.

Mungkin beberapa kening akan berkerut membaca judul yang saya bawa mengawali bebaris paragraf kali ini. Sekolah? Padahal kuliah pun belum lagi usai, masih memasuki tahap belajar-mengajar aktif hingga pertengahan Mei nanti. Sekolah? Padahal masa SMA sudah lama sekali pergi, sekitar satu, dua sampai lima tahun lalu masing-masing kita sudah mengakhirinya. Lalu, sekolah yang mana? mengapa tetap keukeuh catatan akhir sekolah?

Sekolah saya kali ini adalah Wihdah. Ya, sebab Wihdah benar-benar institusi yang sarat muatan proses belajar-mengajar. Kalau di Tanah Air sempat marak model sekolah alam yang melaksanakan proses pertukaran informasinya di alam luas tanpa dibatasi dinding-dinding tebal antar kelas, mungkin begitu juga adanya dengan Wihdah. Dengan media yang tidak terbatas, mulai dari ranah kantor yang padat diisi komputer, serakan kertas, printer dan kawan-kawannya, lalu beranjak ke ranah lapangan tempat ide dalam kepala berupaya diwujudkan menjadi nyata, yang diisi geletar semangat, peluh perjuangan, lengkung senyum dan tawa, serta tak jarang bulir airmata turut membersamai. Keragaman media belajar menjadi salah satu ciri khas sekolah Wihdah sekaligus menjadi satu keunggulan tersendiri dimana media yang luas membuat peserta didik dapat dengan leluasa mengeksplorasi potensi dirinya.

Dan di sekolah Wihdah ini, peserta didiknya adalah saya dan teman-teman Dewan Pengurus. Siapa gurunya? Sesama Dewan Pengurus seringkali bertukar peran menjadi guru bagi satu sama lain. Saya seringkali belajar mempertahankan semangat bergerak dari teman saya di bidang lain. Juga seringkali belajar bagaimana cara mendisiplinkan diri dari seorang teman lain di bidang tertentu yang dengan konsisten tetap bisa ikut kuliah dan kajian di tengah kepadatan mereka di sekolah Wihdah. Tak jarang pula kami belajar melembutkan lisan dan hati, mencontoh salah seorang teman di salah satu bidang yang senantiasa lembut dan kalem. Ya, masing-masing pernah menjadi guru sekaligus murid dalam sekolah terbuka model Wihdah.

Setelah pemilihan umum mahasiswi pada 14 Mei 2011, Dewan Pengurus resmi dikukuhkan pada 22 Juli 2011, cukup jauh dari pemilu sebab harus terselang masa ujian term II yang berlangsung pada Mei akhir-Juni-Juli. Sejak 22 Juli pula sekolah Wihdah tahun ajaran 2011-2012 mulai dibuka resmi dengan kami, Dewan Pengurus sebagai peserta didik yang tetap ditambah dengan beberapa kawan panitia yang kerap  bergabung di tengah masa belajar.

Dan pada Maret 2012 tahun ajaran yang kami lalui menjelang akhirnya. insyaAllah 9 Maret akan menjadi hari penutup resmi sekolah Wihdah tahun ajaran 2011-2012. Bukan, Wihdah bukan berhenti dari proses belajar-mengajar untuk selamanya. Hanya saja sebagaimana layaknya sekolah yang pernah kita lewati sebelumnya, selalu ada pergantian murid dan guru di sebuah institusi. Siklus memang berteman dengan manusia, bukan? Maka tak lagi ada keheranan ketika sebuah sekolah bernama Wihdah mengalami pergantian muka. Sebab esensinya tetap melekat; proses belajar-mengajar tetap berlangsung, siapapun guru dan muridnya.

Bagi sesama Dewan Pengurus yang telah bersama menjadi bagian dari sekolah Wihdah 2011-2012, selesai menutup hari di sekolah Wihdah sama sekali bukan berarti menutup diri dari proses belajar-mengajar. Ya, kita hanya berganti institusi. Selepas ini, masing-masing hanya berpindah wadah untuk melanjutkan belajarnya. Yang terpenting, jangan biarkan apa yang telah dipelajari selama rentang waktu 9 bulan dipotong masa tawaquf ujian pergi seiring kepergian matahari dari langit bumi setiap harinya. Juli, Agustus, September, Oktober, November, disusul masa tawaquf ujian di Desember hingga Januari, dimulai lagi menjelang Februari, dan Maret. Tahun ajaran yang dilalui mungkin selintas lebih singkat daripada normalnya. Namun, kuantitas tidak melulu berbicara kualitas. Semoga masa singkat yang menjelma Daurah Ilmiyah Ramadhan yang diisi kajian tematik dan ifthar bersama, FORDINDA, buka bersama mahasiswa baru di hari Arafah, Silaturrahim dan tabadul tsaqafiy putri Asia Tenggara dalam Rumah Terbuka Negara Asia Tenggara (RATNA), kajian rutin pekanan tentang fiqh dan isu perempuan kontemporer, kunjungan penuh perjuangan plus pengorbanan ke muhsinin, sensus penduduk alias mahasiswi Indonesia di Mesir, rihlah maktabah, aneka lomba kepenulisan, masquerade & miss Language serta seminar seputar perempuan Women's diary dalam rangkaian Wihdah Inspiration Days for Women (WINDOWS 2012), mengayakan akal dan jiwa serta meningkatkan daya. Semoga kelak apa yang telah diupayakan dicatat oleh-Nya sebagai amal baik. Semoga kekurangan dapat dimaafkan.

Adapun bagi sobat Wihdah semua, pintu sekolah Wihdah selalu terbuka bagi siapa saja yang berkehendak belajar. Siapapun bisa memasukinya, meraih nilai dalam proses belajar-mengajar istimewa disana. Sebab, jika kita memulainya dengan niat baik, niscaya cinta akan mengubah jalan penuh cahaya. Ya, pastikan untuk pernah mencicipi bangku sekolah Wihdah. Dan buktikan pada dunia, bahwa kita pernah berusaha mengabdikan diri pada-Nya, meski dengan segenap kesadaran bahwa kita manusia memang tak luput dari keterbatasan. Catatan akhir sekolah kali ini mungkin akan saya akhiri dengan kutipan dari baris akhir yang digoreskan Ibu Marwah Daud Ibrahim dalam MHMMD, sekaligus doa mengantar mereka yang pergi serta kata pengantar menyambut mereka yang akan datang; "Bumi ini harus lebih baik karena kita pernah diberi kesempatan berperan sebagai khalifah di atasnya". Ya selamat belajar dan menjadi pembelajar di alam semesta, sobat!

Wafiyyah Ahdiyah, salah seorang peserta sekolah Wihdah 2011-2012. 
untuk InfoSPA2012


Comments

  1. dimanapun, lansung atau tak lansung semesta telah menjadi guru. like this fy! "Lama ga berkunjung kesini" ijin liat-liat. hehe:)

    ReplyDelete

Post a Comment