


Bismillah.
Setiap saat hidup
menggelar kejadian-kejadian, di tangan kita ada tantangan menyambutnya dengan
apa, dengan bagaimana.
Kejadian datang
berganti sesungguhnya menguji respon diri.
Ketika diuji
harus melakukan pengorbanan, kita bisa memilih respon paling standar; serupa
sedih dan waswas diri, misalnya. Atau meraung-raung dan mengecam tanda tidak
terima. Terpuruk.
Ada lagi, pilihan
respon istimewa. Biasanya, ia hasil akumulasi keyakinan, prinsip hidup,
kebiasaan pribadi, juga bentukan lingkungan.
Kisah Hajar
sesungguhnya menjadi pelajaran spesial bagi muslim/ah. Menyambut ketidakpastian
hidup hanya dapat dilakukan dengan berpegang kuat pada kepastian; pada Allah
& ajaran rasul-Nya.
Keyakinan yang
ditanggapi langsung oleh Allah, lahirlah poros peradaban baru di Makkah.
Apa kabar dengan
respon kita sehari-hari? Sudahkah menjadi cerminan iman?
Apa kabar usaha
kita? Seringkali, godaan datang berupa menyerah saat tenaga belum maksimal
berkorban. Atau, godaan samar-samar yang menggiring bahwa tawakkal adalah yakin
tanpa ikhtiar sama sekali.
.
.
Ibunda Hajar
menginspirasi soal iman yang sebenarnya. Terwujud dalam keyakinan hati, juga
kata dan gerak laku.
Apa kabar cerita
kita? Apakah mau menyerah sebelum berjuang? Oh, diri. Ayo berjuang.
Ayo berkorban.
Jika saat ini belum mampu menunaikan kurban hewan, siapkan saja sekian list
perkara buruk untuk dikurbankan. Momen taubat, momen doa seluasnya, momen
mustajab. Selamat menjemput arafahmu!
Comments
Post a Comment