Seragam Penyebab Libur

Seragam Penyebab Libur

Menyambut hari Rabu & Kamis, ada deg-degan di hati mama.

Pekan kemarin, si Kakak minta libur sekolah. Padahal di hari lainnya lancar saja. Heran. Ketika ditanyakan ulang apa pasal, ternyata sebab seragam.

Murid baru seperti si kakak Aida ini memang baru dapat 2 jenis seragam, sisa 1 seragam warna batik oranye yang seharusnya dipakai di hari Rabu & Kamis. Kabarnya,seragam oranye masih tertahan di Tanah air.

Pertama mendengar alasannya, saya cukup terperangah campur berang.

“Apa-apaan sih ini, kan cuma soal seragam aja. Dan bukan karena salah kita juga, emang karena belum ada aja dari sekolahnya,” hatipun menggerutu.

Dan ya, saya akui hari itu saya terperangkap kegusaran sampai akhirnya harus keluar kalimat yang malah semakin menambah keruh keadaan.

“Kak,coba deh,” nada bicaraku mulai naik tingkat, “nggak usah jadi bikin alasan nggak sekolah. Ayolah!”

Alis si Kakak bertaut, raut mukanya menunjukkan tanda tak senang.

“Iya, tapi pokoknya Aida nggak mau sekolah!”

Bah! Keluar juga jurus pokoknya dari si Kakak, calon diplomat ulung kami yang sering melatih negoisasi berulang di rumah. Artinya, hampir titik.

“Ya sudahlah. Terserah kakak aja!”, nah jurus terserah ala emak-emak ngambek juga keluar.

Dan sukseslah libur si kakak dua hari.

Sejujurnya, setelah adu mulut singkat tak produktif itu, pikiran saya belum selesai membahas libur sebab seragam.

-
Seragam kan, cuma baju aja. Sekedar elemen pelengkap. Pentingnya ya belajar, dengan atau tanpa seragam. Harusnya fokus dong, sama tujuan belajar.

Iya sih… Tapi, kenapa segitu keukeuhnya sih? Atau.. apakah tidak sesederhana itu bagi anak?

Mungkin, ia enggan merasa berbeda di tempat yang belum lama jadi bagian cerita hidupnya.

Atau mungkin, waswas jadi sasaran komentar teman. Bagi beberapa anak tipe sensitif lagi perasa, komentar orang lain bisa mempengaruhi keputusan hidupnya.

Ah, kenapa juga harus mentingin apa kata orang, sih?

Yaa tapi kan wajar kaliii. Manusiawi sekali, bukan?
-

Susul menyusul obrolan dalam diam. Duh, beginilah yang mungkin dibilang beberapa bahasan parenting, untuk coba menyelami perasaan anak. Bukan semata keras pendapat sendiri.

Obrolan tema libur seragam ini perlu dibuka kembali di waktu yang agak luang, dengan tempo emosi normal dan perbincangan dua arah yang lebih sehat.

Hari ini masuk lagi. Iya, jadwal seragamnya sudah kakak miliki. Sepulangnya dari sekolah, akhirnya tercetus perbincangan tentang seragam ini meski baru sedikit.

“Kak, hari ini olahraga ya?”

“Oiya Ma, tadi olahraganya bla bla bla... “ cerita kakak panjang, kadang diselingi tawa kecil.

“Besok masuk lagi ya Kak?”

“Iya, besok pake baju apa Ma? Hijau biru?”

“Iya betul. Besok hijau biru, terus abis itu oranye..” kalimat sengaja saya ucapkan menggantung.

“Ah, nanti aku nggak mau sekolah lagi,” sambarnya cepat.

“Hmm gitu ya. Kakak nggak mau sekolah karena nggak ada seragamnya, ya?” tanya saya merefleksi pendapatnya. Si kakak segera mengangguk tegas.

Sepertinya memang perlu digali lebih dalam, mari kita coba mengobservasi tanpa nada judgement -menghakimi-.

“Kalau lagi hari seragam itu, teman-teman kakak gimana?”

“Yaa pada pake. Tapi ada sih yang juga belum punya, si fulan dan fulan dan fulan dan fulan… “ si Kakak menyebutkan hampir sebagian teman kelasnya.

“Ooo banyak teman yang lain, yang belum pakai seragam oren juga ya ternyata.”

Si kakak belum merespon banyak, tapi melihatnya sekedar mengangguk lalu menyimak tanpa sanggahan cukup menenangkan.

Saya lanjutkan saja, “Ternyata kak, seragamnya itu masih di indonesia kak.. Kita doa semoga pengiriman kesininya lancar dan segera ya kak, jadi kakak bisa ikut belajar terus bareng teman-teman di sekolah,” pungkas saya sambil melirik responnya.

Si kakak cuma mengangkat bahu sambil membulatkan mulutnya ber-Ooo. Lalu kami mengamini bersama.

Baru sampai situ, sih.. Tapi semoga esok bisa lebih terbuka lebar pintu pembicaraan kami. Doakan, semoga kami bisa sama-sama mengutamakan belajar, dimanapun kapanpun dari apapun.

Kairo, 10 september 2018. Pukul 20:17 Clt.

Wafy, ibu yang masih harus terus belajar lagi dan lagiii

#hari4 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Comments