Ketika Sosmed Mengingatkan

Ternyata salah satu manfaat dari sharing di media sosial adalah menjadi booster pribadi buat lebih baik.

Jadi ceritanya, beberapa hari lalu buka efbe muncul postingan setahun lewat. Tentang portfolio anak-anak, catatan perkembangan anak, yang katanya mau rajin ditulis. Hiks.

Beneran cuma jadi 'katanya', karena nggak ada sama sekali rajinnya.

Sesekali iya, tapi rajin dan rapi simpan, big no.

Disitu saya merasa sedih. Hancur lebur hati. Koyak. Berdarah. ---> eh kok lebay? 😜 ---> mungkin efek kebanyakan scrolling kisah sedih di wajah sosmed 😁

Hmm. Tapi serius, sedih. Itu 1.

Selanjutnya, di linimasa juga muncul thread pembukaan grup One Day One Posting (ODOP) untuk tahun 2018. Fyi, ODOP ini ajang kumpulnya para penulis dan calon penulis dan yang lagi mau tekun nulis. Worth banget untuk diikuti. Sebab itulah, kerugian besar saat saya tereliminasi dari grup whatsapnya, lalu gagal bangkit kejar kursi lagi. Salah saya memang, tapi sungguh cukup jadi mutiara berharga.

Bahwa teman, dalam term dan kondisi apapun, sangat mempengaruhi kita. Meski pada akhirnya, tetap diri kita sendiri-lah yang mengambil keputusan, menjalani, sekaligus menanggung resiko dari keputusan tersebut. Apakah bunyinya bisa semacam: Whether you go up or down, it's just yourself. (?) 

Catat!

Jadi apa? Dari 2 contoh pengingat yang muncul di sosmed ini, ada kesyukuran yang terselip di sela kesedihan. Bersyukur dapat diingatkan. Bersyukur masih ada kesempatan. Mari memilih untuk lebih baik, setiap hari.

Bukan cuma untuk jebakan posting, tapi lebih untuk nilai diri pribadi. Anggaplah, satu bentuk kemanfaatan atas apa yang sudah Allah 'gratiskan', berupa hidup di atas bumi-Nya.

Bismillah.

Melangkah.

Cairo, semoga bukan efek panadol yang bikin dini hari udah melek.
Januari 2018

Comments