Meraih Pagi Ramadhan

Pernahkah merasa,
kaki tak tertata melangkah
tangan berbuat tapi tak menyertai hati,
sebab hati lama terpojok dalam tanya;
Mau apa?
Hidup mengapa begini?
Padahal jikapun tertanya, mau bagaimana,
lisan tak kunjung berkata kecuali keluh.

Mungkin, rutinitas menelan daya inginmu
sampai kau lupa rasanya mau ini dan itu.
Mungkin, aneka peristiwa menggebah perasaanmu, sampai kau enggan selipkan suka duka.
Mungkin, emosi kau letakkan di jalan paling ujungnya, hingga nyatanya kau bukan hanya tak pernah marah, tapi juga getir memaknai masa.

Kau-kah itu, yang lupa merasa pada zaman yang kian petang?
Sementara nikmat Tuhan silih berganti menemani, tapi tak kunjung disyukuri.
Sebab, bersyukur perlu rasa.
Dan kau lama menumpulkannya.

Lalu, yang kau butuhkan barangkali sederhana;
sebuah pagi nan damai di Ramadhan.
Dimana matahari pagi bisa kau sapa leluasa dan bertegur kata; "selamat datang jiwa.. kelak berpulanglah dengan ridha dan taqwa."

ارجعي الى ربك راضيةً مرضيةً..

Nasr city, Cairo. 2nd day of Ramadhan. 2015.

Comments