Tak Berdaya

Sesorean itu kau dipeluk tanya. Kenapa. Kenapa.

Awalnya biasa saja, kertas tergelar sebagaimana sebulan belakangan kau temukan dua-tiga kali tiap pekan. Lalu, sesayup genderang riang tanda akhir jenjangmu. Yang kau temui justru keberdayaan kian menipis seiring genderangnya yang bertalu. Kau terengah. Semakin menjadi, di dua langkah menuju akhir.

Sisakan kau saja, dengan langkah yang semakin menyayat -dan tanya itu, tentu saja; kenapa.

Seperti dikuliti topengmu oleh ketidakberdayaan itu. Merintih saja, bisikku sendu. Kau pada titik nadir, dimana posisi dan kenyataan memaksamu menjadi pesakitan. Ketika harusnya baik-baik saja, normal-normal seperti sediakala, kau justru mengakrabi ketidakberdayaan. Padahal, aku menjelang akhirku, kenapa justru saat ini tak berdaya menghadapinya?, itu bisikmu.

Tiga tangga yang lancar kau lewati mungkin akan membuat ketidakberdayaanmu di akhir semakin menyakiti. Kertas ringan yang menggelepar di atas mejamu lantas seperti merajammu. (Aku membacamu seperti buku yang terbuka, bukan?)

Tak berdayamu boleh jadi silsilah kepedihan yang tak mudah. Tapi di atasnya, kau tentu beroleh cerita tentang nilai yang tak melulu angka. Juga menarik kakimu memancang bumi; kau manusia di alam raya. Selalu berputar alurnya, tak senantiasa tertawa. Dan kau, akhirnya pun harus belajar berpeluh dari ketidakberdayaanmu, supaya terserap segala kerendahan yang meninggikan jiwa. Bukankah itu beberapa pelajaran penting yang tidak semua jiwa menyadarinya? Biar, belajar pada ketidakberdayaan.

Ridha pada kenyataan bahwa kita pernah sementara tak berdaya adalah satu keterampilan istimewa jika setelahnya ia membangkitkan gelora dan daya tahan perjuangan!

Pada akhirnya, memang kau dan aku, kita sejatinya mahasiswa semesta yang harus mampu belajar dari dan tentang kehidupan, tak melulu terdidik picis dengan angka dan gelar semu.

Lalu, sudahkah tanya kenapa-mu menemui jawabnya?


(a monologue @ exam. Tears, down. But, stay still !) ;)
myMemomini, 14/6/2012

Comments

  1. suka bagian ini...
    lebih kepada proses, bukan apa yang dicapai.

    bersemangatt!! ^_^9

    ReplyDelete

Post a Comment