bincang malam #1

#1

apa yang kau rasa, malam?
berteman dengan sunyi, tiap matahari mengendap pergi.

ramai, sayang. ada kelebat hidup yang membiaskan rindu pada fajar ; dalam gelap selalu ada bongkah harap.

tapi, gelap? bertahan kau di dalamnya sepanjang masa wahai malam? hanya bersama kelam? untuk apa?

ah ya, kadang kau terlupa cahaya menjadi cahaya dengan eksistensi gelap.

mulai rumit omong kosong kita detik ini, sayang..

tidak, sungguh, aku hanya ingin mengatakan padamu, eksintensi cahaya tak ada kecuali dengan gelap menggulita. maka, segala sesuatu di alam raya kita tak tercipta begitu saja tanpa makna, sayang.. jangan biarkan lisan kita mengecamnya tak berguna, kau tadi hampir menyudutkan gelap bukan?

mm, ya ya.

maaf dinda, kau tentu tak marah dan lantas menyetop kata untuk besok. kadang memang, kita perlu rentang waktu menyadari semuanya. jangan absen pada bincang berikutnya, sayang.

senyumku sudah mewakili jiwaku, malam. kita lanjutkan lain waktu.

ya, datangi aku. biar kita sama belajar menjadi setia dengan saling bicara.

ah, tanpa bicara pun aku belajar setia pada kehadiranmu menggelar gulita tiap hari, malam.

(dan lantas, bertukar senyum menjadi penyudah. sampai jumpa malam, sang kawan setia!)


May, 6th 2011

Comments

Post a Comment