what is old?

Iseng-iseng inspeksi box buku yang duluu sekali saya pake di pondok, masa MTs dan MA, dan awal masa kuliah di Lipia. Selain buku teks pelajaran, banyak sekali saya temukan lembaran kertas tak bernama serta sobekan kecil yang menyelip di lipatan buku. Dengan berbagai coretan di dalamnya, tentu. Mulai dari to-do-list, catatan rapat, rancangan proposal kasar, konsep mentah acara, sampe coretan yang jauh dari serius; surat-surat pribadi, patahan bait puisi berbagai warna, lirik lagu apalah, kopian kata-kata yang mungkin saat itu saya pikir perlu dicatat, dan, ups, gerutu yang samasekali nggak mutu.
Ternyata lumayan, kegiatan iseng tersebut membuat kesegaran tersendiri buat saya. Seperti oldies goodies-lah.. Hehe..
Dan satu nilai yang saya tangkap di saat mengenang itu; yang lama bukan berarti tak bermakna.  Meskipun, hidup yang kita miliki adalah hari ini.
Ya, hidup kita adalah hari ini. Tanpa berarti menafikan masa lalu, menganggapnya tak berguna. Sebab, keberadaan masa lalu memberi kita komposisi sempurna menghadapi masa kini yang akan memberi efek bagi masa depan. Sama sekali bukan untuk mengekang sang pejalan, apalagi mengungkungnya. Masa lalu membuat sang pejalan kian kaya, bijaksana, tanpa mengurungnya dalam sangkar stagnasi. Itulah mengapa Islam amat menganjurkan muhasabah, evaluasi rutin, dan mengukuhkannya menjadi salah satu agenda mahapenting dalam rangkaian hari kiamat. Dan ruh evaluasi itulah yang kemudian diserap para sahabat Sang Penggenggam Hujan -meminjam istilah dan judul buku bung Tasaro GK-, Muhammad SAW. Seperti Umar Ra. yang dikenang dengan ucapannya: "Hasibu anfusakum qabla an tuhaasabu, hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab (di hari kiamat)".
Dan hasil dari evaluasi itu adalah kontinuitas perbaikan. Non-stop improvement. Siklus inilah yang kemudian melahirkan sosok-sosok beruntung yang mana harinya hari ini adalah lebih baik dari kemarin, dan hari esoknya lebih baik dari hari ini.

Haduh, tiba-tiba air mata saya mendesak-desak ingin keluar. Sudahkah kau mencicipi siklus mulia tersebut, Fy? Allah, izinkan saya..

kala menyentuh niskala
kala bersamar bayangan,
seakan hidup cuma seakan-akan.
kala buatku bertanya,
apa arti yang kau adakan?
lantas kala membuatku kembali juga,
pada: semua pasti berarti
(Lipia, 3 Maret 2008)

#catatan sederhana. Depok. Ahad, 27 Februari 2011. pkl 02:35 dini hari. 

    

 
 

Comments

Post a Comment