Klimaks

Ada apa dengan semua? Makin lama saya makin mengendus kejanggalan terselubung diam. Kalau boleh, 'pecahkan saja gelasnya, biar ramai' seperti kata Dian Sastro. Atau lebih baik bergelung diam dan menjauh perlahan? 
Saya pribadi tampaknya akan memilih tawaran kedua, meskipun nyata ketidakbijaksanaan disana. Toh, sebelumnya saa
t saya masih berada di tawaran pertama, ternyata tak mampu membuat semua clear. Malah tambah ruwet kalau dipikir-pikir, setidaknya meruwetkan saya dan beberapa insan terkait. Jadi,apakah ini saatnya saya berubah haluan??
Entahlah..
Atau, bagaimana dengan berpura-pura bahwa semua tak ada? anggaplah angin lalu..meskipun saya tak cukup yakin mampu. 
Kesimpulan yang terangkum saat ini cuma satu, perhatian yang terlalu akan membuat benih penyakit kian subur dan berkembang. Bahkan, bisa saja menjadi tak terkendali.   
Maka, pergilah..Temukan syurgaNya di ujung sana..

(i'm not trying to define it, so SOrry.)

Comments

  1. no choise,neither first nor second..the single choise is finding U like the old days, before sparating.

    ReplyDelete
  2. jangan pernah mengubah haluan itu ka!!
    stay here,u're my beloved sista!!!
    ;D

    ReplyDelete
  3. jangan pernah ubah haluan!!!
    stay there,,
    u're my beloved sista ever forever!!

    ReplyDelete
  4. Hadapi untuk naik kederajat yang lebih tinggi................
    menghadapinya dengan baik akan menjadi bingkisan untuk generasi sesudah.
    keep fight!.......................................................
    God always be with u and never let u go...FOREVER!

    ReplyDelete
  5. Ina: justru kudu berubah haluan niy Na..dari dulunya 'baik' jadi baik..^^
    Ayie: siip boss!

    ReplyDelete

Post a Comment